Menurut berbagai sumber, pada Minggu (22/9/2024), kehidupan masyarakat Indonesia di era pasca kemerdekaan bisa dibilang sangat jauh dari kata layak. Di Ibu Kota Jakarta, terdapat sekitar 5,7 juta penduduk yang tinggal di kawasan kumuh, dengan 65% anak-anak tidak bersekolah, dan fasilitas mandi-cuci-kakus yang tidak memadai tersebar di mana-mana. Bahkan, Jakarta pernah diidentifikasi sebagai pusat wabah disentri oleh seorang diplomat asing.
Kondisi Jakarta pada waktu itu sangat memprihatinkan. Ditambah lagi, anggaran pemerintah yang hanya sebesar Rp350 juta jelas tidak cukup untuk memperbaiki keadaan ibu kota Indonesia.
Dalam situasi sulit ini, seorang gubernur legendaris mengambil langkah berani dengan melegalkan perjudian dan kasino untuk mengubah Jakarta menjadi kota yang lebih maju. Siapakah gubernur tersebut?
Dia adalah Ali Sadikin, yang menjabat sebagai Gubernur Jakarta ke-7 dari tahun 1966 hingga 1977. Keputusan Bang Ali (sebutan akrabnya) untuk melegalkan perjudian dan kasino di Jakarta bertujuan untuk meningkatkan pendapatan anggaran pemerintah DKI Jakarta.
Sebenarnya, wewenang untuk memungut pajak dari izin perjudian bagi pengusaha China telah diatur dalam UU No 11/1957. Namun, langkah ini tidak diambil oleh pejabat sebelumnya karena bertentangan dengan norma budaya masyarakat Muslim yang menganggap perjudian sebagai hal yang haram.
Ali Sadikin menyadari bahwa keputusannya untuk melegalkan perjudian akan menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan. Namun, demi kepentingan rakyat Jakarta, ia siap menghadapi risiko tersebut.
Ia mulai mengambil tindakan dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang melarang perjudian ilegal di DKI Jakarta pada 26 Juli 1967. Kasino-kasino pun mulai dibangun di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat. Bang Ali juga memberikan izin kepada pengusaha bernama Apyah dan Yo Putshong.
Perjudian seperti Lotto, Petak Sembilan, dan hwa-hwe, yang sebelumnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, kini dilakukan secara terbuka. Bahkan, perjudian ini mulai diminati oleh warga non-China.
Dampak positif dari keputusan ini tidak dapat dipungkiri. Dari pajak perjudian yang diterima, Ali Sadikin berhasil membangun gedung sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan memperbaiki infrastruktur jalan.
Tidak hanya itu, mantan pensiunan TNI AL ini juga merenovasi Monas dan membangun Taman Ismail Marzuki, Gedung Arsip Nasional, Gelanggang Remaja Kuningan, dan proyek-proyek lainnya. Pada akhir masa jabatannya, DKI Jakarta masih memiliki sisa kas sebesar Rp17 miliar.
Gubernur Ali Sadikin dikenal sebagai pemimpin yang realistis dan berpikiran logis. Kepemimpinannya selama memimpin DKI Jakarta benar-benar membawa perubahan signifikan. Tak heran jika hingga saat ini, nama Ali Sadikin dianggap sebagai salah satu gubernur paling sukses di Indonesia.
Inilah sosok gubernur legendaris yang pernah melegalkan judi dan kasino untuk mengubah Jakarta menjadi kota yang lebih maju.
- 1
Recommended Comments
There are no comments to display.
Bergabung dalam komunitas
Anda dapat memposting sekarang dan mendaftar nanti. Jika Anda memiliki akun, login sekarang untuk memposting dengan akun Anda.